Sabtu, 13 Juli 2013

Laporan pendahuluan CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN PENGKAJIAN FISIK PADA NY “S” DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG DAHLIA

A.    Definisi
§  Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolitmenyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
( KMB,Vol 2 hal 1448 )
§  Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mil/min.
( Sutoyo et al 2001 )
§  Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.
( smeltzer & Bare,2001)
§  Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, dan berat. Azotemia adalah peningkatan BUN dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat. Uremia adalah sindrom akibat gagal ginjal yang berat. Gagal ginjal terminal adalah ketidakmamapuan renal berfungsi dengan adekuat untuk keperluan tubuh (harus dibantu dialisis dan transplantasi)
( Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008 )
B.     Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronis ginjal kronis aantara lain:
1.      Glumerulonefritis
2.      Nefropati analgesic
3.      Nefropati polikistik
4.      Nefropati diabetic
5.      Ginjal polikistik
Penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout dan tidak diketahui.
(Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008)
C.     Tanda dan Gejala
1.      Gangguan perafasan
2.      Edema
3.      Hipertensi
4.      Anoreksia, nausea, vomitus
5.      Ulserasi lambung
6.      Stomatitis
7.      Proteinuria
8.      Letargi, apatis, penurunan konsentrasi
9.      Hematuria
10.  Anemia
11.  Perdarahan
12.  Distrofi renal
13.  Hiperkalemia
14.  Asidosis metabolic
15.  Turgor kulit jelek
(Smeltzer & Bare,2001)
Ø Umum
Fatig, malaise, gagal tumbuh debil.
Ø Kulit,
Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.
Ø Kepala dan leher
Fundus, hipertensfi, mata merah.
Ø Mata
Ø Kardiovaskuler
Ø Pernafasan
Ø Gastrointestinal
Ø Kemih
Ø Reproduksi
Ø Saraf
Ø Tulang
Ø Sendi
Ø Hematologi
Ø Endoktrin
Ø Farmakologi
Obat – obatan yang disekresi oleh ginjal
(Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008)
D.    Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain:
1.      Hiperkalemia
2.      Perikarditis
3.      Hipertensi
4.      Anemia
5.      Penyakit tulang
(Smeltzer & Bare,2001)
E.     Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan biokimia plasma untuk meengetahui fungsi ginjal dan gangguan elektrolit,mikroskopis urin, urin analisa, tes serologi untuk mengetahui penyebab glumerulonefritis, dan tes – tes penyaringan sebagai persiapan sebelum dialysis (biasanya hepatitis B dan HIV)
2.      USG ginjal sangat penting untuk mengetahui ukuran ginjal dan penyebab gagal ginjal, misal adanya kista atau obstruksi pelvis ginjal. Dapat pula dipakai foto polos abdomen. Jika ginjal lebih kecil dibandingkan usia dan besar tubuh pasien maka lebih cenderung kea rah gagal ginjal kronik.
3.      Pemeriksaan laboratorium darah
BUN, keratin, elektrolit ( Na, K, Ca, Phosphat ) hematologi (Hb, trombosit, Ht, leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)
4.      Pemeriksaan urine
Warna, PH, bau, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen)
            ( Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid Pertama)
F.      Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal kronik harus segera dikoreksi.
Diet rendah protein ( 0,4 – 0,8 gr/ kg BB ) bisa memperlambat perkembangan gagal ginjal kronik. Tambahanvitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani diet ketat atau menjalani dianalisa.
Pada penderita gagal ginjal kronik biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti stroke dan seranagan jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida diberikan gemfibrozil.
Kadar asupan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam (natrium) dalam darah. Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali jika ada edema ( penimbunan cairan di dalam jaringan ) atau hipertensi.
Makanan kaya kalsium harus dihindari Hiperkalsemia ( tingginya kadar kalsium dalam darah ) sangat berbahaya karena meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung atau cardiac arrest.
Jika kadar kalium terlalu tinggi maka berikan saja natrium polisteren sulfonat untuk mengikat kalium sehingga kalium dapat dibuang bersama tinja.
Kadar fosfat dalam darah dikeendalikan dengan membatasi asupan makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang – kacangan dan minuman ringan. Bias diberikan obat – obatan yang mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan aluminium hidroksida.
Anemia terjadi karena gagal ginjal menghasilkan eritropoetion dalam darah mencukupi. Tranfusi darah hanya diberikan jika anemianya berat atau menimbulkan gejala.
Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk sementara waktu bisa diatasi dengan tranfusi sel darah merah atau platelet atau dengan obat – obatan ( demopresin atau estrogen).
Gejala gagal jantung biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan natrium. Pada keadaan ini dilakukan pembatasan asupan natriumatau diberikan diuretic misalnya furosemid, bumetanid, torsemid.
(http://medicastore.com/penyakit/60/Gagal_Ginjal_Kronis.html)
G.    Pencegahan
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan terjadi yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap masalah kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepadsa pengobatan masalah medis dengan sempurnadan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (injeksi, kehamilan).




DAFTAR PUSTAKA
·         Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
·         Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
·         Ginanjar, Ihsan. 2010.http://www. patofisiologi.wordpress.com/2010/.../ckd-chronic-kidney-disease/ diakses 21 Okttober 2010 jam 18.55 WIB
      Inoves, Jeanny. 2010.http:ober//www.kesehatan.kompasiana.com/.../jurnal-ckd-chronic-disease-kidney/ diakses 4 Desember 2010 jam 21.32 WIB
·         Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
·         Manjoer, arief dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga.Jakarta:Media Aesculapius
·         Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
·         Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI












FORMAT PENGKAJIAN DEWASA


Tanggal Masuk RS      : 9 Maret 2011
Jam                              : 10.27 WIB
Tanggal Pengkajian     : 21 Maret 2011
Jam                              : 16.10 WIB
Nomor Registrasi        : 02 – 36 – 43
Diagnosa Masuk         :Chronic Kidney Disease
I.       PENGKAJIAN
A.    DATA SUBYEKTIF
1.      Identitas
Nama Pasien         :  Ny. “S”        Nama Penanggung Jawab       : Ny. “N”
Umur                     : 55 tahun        Umur                                       :25 tahun
Suku/Bangsa         : WNI              Suku/Bangsa                           : WNI
Agama                   : Islam             Agama                                     : Islam
Pendidikan                        : Pondok          Pendidikan                              : Aliyah
Pekerjaan               : Dagang          Pekerjaan                                 : Dagang
Penghasilan           :< 1 juta/bln     Penghasilan                             :± 1 juta/bln
Alamat                  :Loceret-Nganjuk

2.      Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri di seluruh pinggang dan di perut, badan pasien lemas dan pucat sejak 2 minggu yang lalu, juga pasien merasakan nyeri pada luka kaki kiri dengan  diameter kira – kira 2,5 cm.

3.      Alasan Kunjungan Saat ini
Kunjungan pertama

4.      Pola Makan dan Minum
a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit
·           Makan
Makan 2 X sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah sebanyak 1 piring dan 2 buah buah – buahan (habis semua)
·           Minum
Pasien mengkonsumsi 1 kopi setiap hari, pasien minum air putih 8 gelas per hari ± 2 liter air putih

b.      Selama di Rumah Sakit
·           Makan
Pasien makan 3 X sehari dengan menu yang dihidangkan di Rumah Sakit dengan diet BHDM ≠ susu + cukup garam. Pasien menghabiskan sebagian makanan yang dihidangkan
·           Minum
Pasien minum air putih 4 gelas per hari ± 1 liter per hari

§  Ada perubahan pola makan di Rumah Sakit dan sebelum Masuk Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan pasien selama di Rumah Sakit diharuskan diet dan mengatur pola makan.
§  Ada perubahan pola minum pasien sebelum masuk Rumah Sakit dan selama di Rumah Sakit. Pasien tidak dianjurkan minum kopi dan diharuskan mengurangi minuman yang manis karena pasien menderita gagal ginjal kronik.

5.      Pola Aktivitas Sehari – hari
a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pasien beraktivitas seperti biasanya sebelum Masuk di Rumah Sakit karena pasien adalah seorang pedagang.
b.      Selama di Rumah Sakit
Pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya selama di Rumah Sakit. Selama 2 minggu pasien tidak bisa bergerak ( ≠ miring kanan – miring kiri ) ( immobilisasi)

Ada perubahan pola aktivitas selama di Rumah Sakit dan sebelum Masuk Rumah Sakit karena pasien selama di Rumah Sakit di anjurkan untuk bedrest.

6.      Pola Istirahat dan Tidur
a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit
·      Istirahat
Pasien menggunakan waktu istirahatnya untuk menonton TV ± 1 jam
·      Tidur
Pasien tidur malam pukul 21.30 – 03.30 ± 6 jam.
Pasien tidak pernah tidur siang karena pasien adalah seorang pedagang
b.      Selama di Rumah Sakit
·      Istirahat
Pasien menggunakan waktu istirahatnya untuk bedrest di tempat tidur
·      Tidur
Pasien tidak bisa tidur dengan teratur karena pasien merasakan sakit di seluruh pinggang dan pasien merasa lingkungan begitu panas dan pasien merasa kurang nyaman dengan tempat tidur atau kamar yang berisi 2 bed.
Ada perubahan pola istirahat dan tidur pasien sebelum masuk rumah sakit dan selama di rumah sakit karena selama di rumah sakit pasien tidak bisa beristirahat seperti biasanya. Pasien merasakan sakit di seluruh pinggang dan merasakan tidak nyaman di tempat tidur.
7.      Pola Eliminasi
a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit
·      BAB
Pasien tidak bisa BAB selama 2 minggu
·      BAK
Spontan, BAK encer, warna kuning keruh, bau khas.
b.      Selama di Rumah Sakit
·      BAB
Pasien tidak bisa BAB selama di rumah sakit
·      BAK
Pasien terpasang kateter 500 cc per hari, BAK encer, warna kuning keruh, bau khas
8.      Riwayat Penyakit Yang Sedang  Diderita
Pasien mengalami gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease
9.      Riwayat Penyakit Yang Lalu
Pasien pernah melakukan operasi luka kiri 2 tahun yang lalu. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
10.  Riwayat Penyakit Keturunan
Dari keluarga pasien tidak mempunyai penyakit yang sama dengan pasien tetapi keluarga pasien mempunyai penyakit keturunan Diabetes Melitus
11.  Perilaku Kesehatan
a.       Minum Alkohol / obat – obatan          : Tidak pernah
b.      Merokok, makan sirih, kopi                : Kopi
c.       Ganti pakaian
Sebelum Masuk Rumah Sakit             : 2 X Sehari
Selama di Rumah Sakit                       :Tidak memakai baju
12.  Keadaan Psikologi
a.       Hubungan pasien dengan keluarga
Baik terbukti banyak keluarga yang menjenguk
b.      Hubungan pasien dengan masyarakat
Baik terbukti banyak tetangga yang menjenguk

B.     DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum           : lemah
b.      Kesadaran                   : Compos Mentis
c.       Keadaan emosional     : kurang stabil
d.      Tanda – tanda vital
Tekanan darah             : 180/90 mmHg           Suhu tubuh      : 36,4 ° C
Nadi                            : 84 x/menit                 Pernafasan       : 19 x/menit
e.       Tinggi badan               : 158 cm
f.       Berat badan                 : 61 kg
2.      Pemeriksaan khusus
a.       Kepala
·      Inspeksi
Warna rambut hitam kusam, rambut ikal, bentuk kepala normal tidak hidrochepalus dan mikrosefali, jumlah rambut lebat, tidak ada ketombe
·      Palpasi
Tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak odema, dan tidak ada nyeri tekan
·      Perkusi
Tidak dikaji
·      Auskultasi
Tidak dikaji
b.      Muka   : bentuk agak bulat
Raut muka : agak gelisah
F  Mata
·       Inspeksi
Mata bulat (sferik) (ka/ki), simetris (ka/ki), kelopak mata normal (ka/ki), konjungtiva anemis (ka/ki), sclera putih keabu-abuan (ka/ki), gerakan mata tidak kaku dapatbergerak bebas (ka/ki)
·      Palpasi
Tidak ada pembengkakan pada palpebra dan kelenjar lakrimalis (ka/ki), tidak ada nyeri tekan.
·      Perkusi
Tidak dikaji
·      Auskultasi
Tidak dikaji
F Mulut
·      Inspeksi
§  Bibir
Tidak ada sianosis, ada stomatitis, mukosa mulut agak kering
§  Gigi
Gigi tidak karies, tidak ada gigi palsu, ada karang gigi, gigi geraham (ka/ki, atas/bawah)banyak yang tanggal
§  Gusi
Ada stomatitis, tidak ada pembengkakan
§  Lidah
Ada stomatitis, warna putih kemerahan, lidah kotor
§  Tonsil
Warna merah muda, tidak ada pembengkakan
§  Faring
Tidak ada pembengkakan
·      Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada lidah
·      Perkusi
Tidak dikaji
·      Auskultasi
Tidak dikaji
F Hidung
·         Inspeksi
Lubang hidung simetris (ka/ki), tidak ada secret (ka/ki)
·         Palpasi
Tidak dikaji ( pasien menggunakan sonde)
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
F Telinga
·         Inspeksi
Bentuk normal, daun telinga simetris (ka/ki), tidak ada serumen (ka/ki), tidak ada perdarahan dan penyumbatan (ka/ki), tidak ada cairan (ka/ki)
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dari ujung telinga sampai bawah (ka/ki), tidak ada pembesaran kelenjar mastoideus (ka/ki)
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
c.       Leher
·         Inspeksi
Tidak ada lesi, tidak ada tumor, tidak ada pembengkakan
·         Palpasi
Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
d.      Axiila
·         Inspeksi
Warna kulit lebih gelap daripada warna sekitar, ditumbuhi rambut, tidak ada lesi
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
e.       Dada
·         Inspeksi
Bentuk normal, payudara simetris (ka/ki), tidak ada kelainan (ka/ki), buah dada membesar (ka/ki), putting susu menonjol (ka/ki), hiperpigmentasi aerola mammae + (ka/ki)
·        Palpasi
Payudara tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki), tidak ada benjolan (ka/ki)
·         Perkusi
Bunyi paru – paru sonor
·         Auskultasi
Bunyi nafas paru – paru bronkovesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi
f.       Abdomen
Ø  Kuadran I (Hepar,limfe)
·         Inspeksi
Tidak dikaji
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
Ø  Kuadran II (Gaster)
·         Inspeksi
Tidak dikaji
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
·         Perkusi
Tidak kembung
·         Auskultasi
Berbunyi seperti gemericik air
Ø  Kuadran III (Colon Desenden)
·         Inspeksi
Tidak dikaji
·         Palpasi
Tidak ada nyeri takan dan nyeri lepas
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Gerakan peristaltic usus 18 x per menit
Ø  Kuadran IV (Apendik)
·         Inspeksi
Tidak dikaji
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
g.      Punggung
·         Inspeksi
Bentuk punggung normal, tidak ada lesi, warna kulit sama dengan warna sekitar
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada fraktur os. vertebra
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
h.      Ekstremitas
Ø  Atas
·         Inspeksi
Simetris (ka/ki), pergerakan tidak baik (ka/ki), jari tidak poliduktili (ka/ki), warna kuku merah muda (ka/ki)
·         Palpasi
Tidak ada kelainan (ka/ki), tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki), turgor kulit jelek (ka/ki),tidak ada pembengkakan (ka/ki)
·         Perkusi
Reflek gerak positif (ka/ki)
·         Auskultasi
Tidak dikaji
Ø  Bawah
·         Inspeksi
Simetris (ka/ki), pergerakan tidak baik (ka/ki), jari tidak poliduktili (ka/ki), warna kuku merah muda (ka/ki), tidak ada odema (ka/ki), tidak ada varises (ka/ki), kaki kiri ada luka
·         Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki) kecuali luka, turgor kulit jelek
·         Perkusi
Reflek patella positif (ka/ki)
·         Auskultasi
Tidak dikaji

i.        Genetalia
·         Inspeksi
Tidak dikaji
·         Palpasi
Tidak dikaji
·         Perkusi
Tidak dikaji
·         Auskultasi
Tidak dikaji
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hasil laboratorium
Tanggal       : 21 Maret 2011
Nama          : Ny. “U”
Umur          : 55 tahun
Dokter        :dr. Teguh Sp.PD
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
BUN
34,2
8,33 mg/dl
Creatin
1,93
L/P = 0,67 – 1,5 mg/dl

III. KESIMPULAN
·       Pasien = Ny. “S” dengan diagnose Chronic Kidney Disease
·       Masalah yang timbul
Adanya gangguan pada system ekskresi sehingga menimbulkan rasa nyeri pada daerah pinggang dan perut serta adanya kenaikan tekanan darah karena keadaan emosional pasien kurang stabil.
·       Perkembangan saat ini
k/u pasien baik,tekanan darah pasien normal keadaan emosional pasien stabil.
·       Tindakan yang dilakukan
·           Melakukan Bina Hubungan Saling Percaya dengan pasien dan keluarganya
·           Mengobbservasi TTV dan K/U  dan perkembangan kondisi pasien
·           Memberikan rasa nyaman terhadap pasien
·       Kolaborasi dengan dr. Teguh Sp.PD
Memberikan tindakan sesuai advis,yaitu:
Infus Dio/Kidmin/PZ ( 1:1:2)
Inj. Diphen 2 X 1/ Ulseranin 2 X 1
Inj. Fosmicin 2 X 1
Oral pletaal 1 – 0 – 1

Di’it : sonde 3 X 300 cc (susu entrasol), BHDM + cukup garam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar