LAPORAN PENDAHULUAN
INC DENGAN ATONIA UTERI
DEFINISI
1.
Persalinan adalah serangkaian peristiwa mulai dari
kenceng – kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin,
plasenta, ketuban dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir
alau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
(Sumarah,
2009)
2.
Kala III adalah dimulai setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
(APN,
2008)
3.
Kala III adalah
Berlangsung 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan sampai pengeluaran
plasenta.
(Mansjoer,
2002 )
4.
Kala III adalah
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
(Sarwono
Prawirohardjo,2008)
FISIOLOGI
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta/ uri. Rata –
rata kala III berkisar 15 – 30 menit , baik pada primipara maupun multipara.
Tempat implantasi plasenta, sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri
atau dinding lateral sangat jarang terdapat pada fundus uteri. Bila terletak
pada segmen bawah rahim/SBR, keadaan ini disebut plasenta previa.
I.
Fase – fase kala III
1. Pelepasan
plasenta
Setelah
bayi lahir, terjadi kontraksi uterus. Hal ini mengakibatkan volume rongga
uterus berkurang. Dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi plasenta juga
terjadi penurunan luas area. Ukuran plasenta tidak berubah, sehingga
menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding
uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi pengumpulan perdarahan
di antara ruang plasenta dan desidua basalis yang disebut retroplacenter
hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus
atau vagina.
Macam
– macam pelepasan plasenta
ü
Mekanisme Schultz
Pelepasan plasenta yang dimulai dari
sentral/ bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplacenta. Cara pelepasan
ini paling sering terjadi. Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan
perdarahan tidak terjadi sebelum plasenta lahir. Perdarahan banyak terjadi
segera setelah plasenta lahir.
ü
Mekanisme Ducan
Terjadi pelepasan plasenta dari pinggir
atau bersamaan dari pinggir dan tengah plasenta. Hal ini mengakibatkan terjadi
semburan palsenta lahir.
Tanda – tanda pelepasan
plasenta :
1.
Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah
uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong dibawah, uterus berbentuk segitiga (seperti buah pir) dan fundus
berada di bawah pusat.
2.
Tali pusat memanjang.
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vagina (tanda Ahfeld).
3.
Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah (retro plasenta pooling) dalam ruang di antara dinding uterus
dan permukaan dalam plsenta melebihi kapasitas tumpangannya maka darah
tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
2. Pengeluaran
plasenta
Plasenta yang sudah lepas
dan menempati segmen bawah rahim, kemudian melalui serviks, vagina dan
dikeluarkan ke intruitus vagina.
Pemeriksaan pelepasan
plasenta
1.
Kustner : tali pusat diregangkan dengan tangan kanan,
tangan kiri menekan atas simpisis.
Penilaian :
a.
Tali pusat masuk berarti belum lepas
b.
Tali pusat bertambah panjang atau tidak masuk berarti
lepas.
II.
Pengawasan perdarahan
1.
Selama hamil aliran darah ke uterus 500 – 800 ml/menit
2.
Uterus tidak berkontraksio dapat menyebabkan
kehilangan darah sebanyak 350 – 500 ml.
3.
Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus
diantara anyaman miometrium.
(Sumarah, 2009)
III.
Manajemen
Aktif Kala III:
Tujuan manajemen aktif kala III
adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
Keuntungan – keuntungan manajemen
aktif kala III
·
Persalinan
kala III lebih singkat
·
Mengurangi
jumlah kehilangan darah
·
Mengurangi
kejadian retensio plasenta
Manajemen Aktif kala III terdiri
dari tiga langkah utama
·
Pemberian
oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
·
Melakukan
penegangan tali pusat terkendali
·
Massase
fundus uteri
(APN,2008)
IV.
Pemeriksaan
plasenta meliputi
1.
Selaput
ketuban utuh atau tidak
2.
Plasenta : ukuran plasenta
3.
Tali
pusat : jumlah arteri dan vena, adakah arteri dan vena yang terputus untuk
mendeteksi plasenta suksenturia. Insersi tali pusat, apakah sentral, apakah
marginal atau lateral serta panjang tali pusat.
V.
Pemantauan
kala III
1. Perdarahan
Jumlah darah yang diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak
2. Kontraksi uterus
Bentuk uterus, intensitas
3. Robekan jalan lahir / laserasi, rupture
perinium
4. Tanda tanda vital
a. Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum
persalinan
b. Nadi bertambah cepat
c. Temperature bertambah tinggi
d. Respirasi : berangsur normal
e. Gastrointestinal : normal, p[ada awal
persalinan mungkin muntah
5. Personal hygiene
VI.
Kebutuhan
ibu pada Kala III
1. Ketertarikan ibu pada bayi
Ibu mengamati bayinya, menanyakan apa jenis kelaminnya, jumlah jari –
jari dan mulai menyentuh bayi.
2. Perhatian pada dirinya
3. Bidan perlu menjelaskan kondisi ibu, perlu
penjahitan atau tidak, bimbingan tentang kelanjutan tindakan dan perawatan ibu.
4. Tertarik plasenta
Bidan menjelaskan kondisi plasenta, lahir lengkap atau tidak.
( Sumarah, 2009)
PATOFISIOLOGI
Definisi
·
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana
miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar
dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. Umumnya
perdarahan karena atonia uteri terjadi dalam 24 jam pertama post partum (APN,
2008).
·
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana
Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar
dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Sumarah,
2009).
·
Atonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus
kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. ( Saifudin,
2008)
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
·
Regangan rahim berlebihan karena kehamilan
gemeli, polihidramnion, atau anak terlalu besar
·
Kelelahan karene persalinan lama atau persalinan
kasep
·
Kehamilan grande-multipara
·
Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis atau
menderita penyakit menahun
·
Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
·
Infeksi intrauterine (korioamnionitis)
·
Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
(Prawirohardjo, 2008)
·
Persalinan cepat (partus presipitatus)
·
Persalinan yang di induksi atau dipercepat
dengan oksitosin (augmentasi)
·
Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan
kejang pada preeklamsi eklamsia
(APN, 2008)
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan Gejala Atonia Uteri
·
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
·
Perdarahan segera setelah anak lahir
·
Syok (kadang – kadang ada)
(Hanifa, 2002)
PENANGANAN
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Jika Uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil
(masssase) fundus uteri
·
Melakukan kompresi bimanual internal
a.
Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau
steril, dengan lembut memasukkan tangan (dengan cara menyatakan kelima Ujung
jari) ke introitus dan kedalam vagina ibu.
b.
Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban
atau bekuan darah pada kavum uteri tidak dapat berkontraksi secara penuh.
c.
Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan
dinding anterior uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan
dengan kuat di dinding.
d.
Tekan uterus dari kedua tangan secara kuat, kompresi
uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah didalam dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
·
Evaluasi keberhasilan
1.
Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang,
teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan
dari dalam vagina.
2.
Uterus akan berkontraksi tapi perdarahan terus
berlangsung, periksa perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi
dibagian tersebut. Seberapa lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
3.
Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5
menit, ajarkan keluarga untuk melakukan, kompresi bimanual eksternal, kemudian
teruskan dengan langkah - langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya
minta tolong keluarga mulai menyiapkan rujukan.
Alasan : Atonia uteri seringkali bisa di atasi dengan KBI tidak berhasil
dalam waktu 5 menit diperlukan tindakan-tindakan lain.
·
Berikan 0,2mg ergometrin IM (jangan berikan
ergometrin kepada ibu dengan hipertensi).
Alasan : Ergometrin yang diberikan, akan
meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
·
Menggunakan jarum berdiameter (ukuran 16 atau
18), pasang infus dan berikan 500 melakukan larutan RL yang mengandung 20 unit
oksitosin.
Alasan: Jarum dengan diameter besar, memungkinkan
pemberian cairan IV secara cepat, dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan
tranfusi darah. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus. RL
akan membantu mengganti volume cairan yang hilang selama perdarahan.
·
Pakai sarung tangan steril atau DTT dan ulangi
KBI.
Alasan: KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin
dan oksitosin dapat membantu membuat uterus berkontraksi.
·
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1
sampi 2 ment, segera lakukan rujukan.
Berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ini
membutuhkan perawatan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
tindakan pembedahan dan tranfusi darah.
Dampingi Ibu ke tempat rujukan, teruskan melakukan
KBI hingga Ibu tiba di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan IV hingga Ibu
tiba di fasilitas rujukan.
a. Infus
500 melakukan yang pertama dan dalam waktu 10 menit.
b. Kemudian
berikan 500 / jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang
diinfuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 / jam.
c.
Jika cairan secara IV tidak cukup, infus botol kedua
berisi 500 melakukan cairan dengan tetes lambat dan berikan cairan secara oral
untuk asupan cairan tambahan.
·
Kompresi Bimanual Ekternal
1.
Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus,
tepat di atas simpisis pubis.
2.
Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen
(dibelakang korpus uteri) usahakan memegang bagian belakang uterus seluas
mungkin.
3.
Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk
melakukan kompresi pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus
di artara kedua tangan tersebut.
Ini akan membantu uterus
berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus. (APN : 2008)
POHON
MASALAH
PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS DENGAN ATONIA UTERI
Tanggal Masuk RS/RB/BPS/PKM :
Jam :
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Nomor registrasi pasien :
Nomor tempat tidur :
Diagnosa masuk :
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama Istri : Ny. "…" Nama
suami : Tn. "…"
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Penghasilan : Penghasilan :
Alamat : Alamat :
2.
Keluhan Utama
- Kondisi tubuh lemah
- Nyeri
perut setelah persalinan
-
Pengeluaran pervaginam/ perdarahan/ lokhea
-
Perut tidak mengeras
3. Riwayat
Perkawinan
a. Kawin
……. Kali
b. Kawin
pertama kali usia …….. tahun
c. Dengan
suami sekarang sudah …… tahun
4.
Riwayat menstruasi
Menarche
selama nifas
|
:
|
….th
|
Banyaknya
|
:
|
|
Warna
|
:
|
|
Keluhan
|
:
|
|
Fluor albus
|
:
|
|
HPHT
|
:
|
|
HPL
|
:
|
|
5.
Riwayat obstetric
a. Riwayat
kehamilan yang lalu
G: ……. P:…….
Usia kehamilan berapa saat persalinan
anak terakhir?
b. Riwayat
persalinan
Tanggal persalinan :
Proses persalinan : normal/ tidak
Penolong : dukun/bidan/dokter
Penyulit persalinan : ada/tidak
Tindakan penyulit :
c. Keadaan
bayi
APGAR score :
IMD berapa lama :
6.
Riwayat KB
a.
Jenis kontrasepsi :
hormonal (pil,suntik, AKDR progestin, implant)
Non hormonal (KB sederhana, IUD)
b.
Mulai menggunakan :
c.
Mulai melepas :
7.
Riwayat Kesehatan yang lain
Ibu sedang / tidak menderita penyakit menahun : HT, TBC, menurun
: asma, DM dan menular seperti :
hepatitis, HIV / AIDS.dan tidak/sedang menderita penyakit infeksi dan mastitis.
8.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada/ ada yang
menderita penyakit menahun : HT, TBC, menurun:asma, DM dan menular seperti :
hepatitis, HIV / AIDS dan tidak ada keturunan kembar. Dan tidak/selam hamilpernah
menderita penyakit infeksi nifas dan mastitis.
9.
Pola Makan Minum
a.
Selama hamil
Makan : Makan …x/hari, porsi ….. ... piring : nasi, lauk pauk,
sayur.
Minum : minum ….. ± …. Gelas …. ml
b.
Selama inpartu
Makan : Makan …x/hari, porsi ….. ... piring : nasi, lauk pauk,
sayur.
Minum : minum ….. ± …. Gelas …. ml
c.
Terakhir
Makan : Makan … x, porsi ….. ... piring : nasi, lauk pauk, sayur.
Minum : minum ….. ± …. Gelas …. ml
10. Pola
aktivitas sehari – hari
a.
Selama hamil
Istirahat : istirahat siang jam …. WIB
Tidur : Tidur + … jam, malam jam : …. WIB.
Seksualitas : ….. x seminggu/sebulan
b.
Selama inpartu
Istirahat : istirahat siang jam …. WIB
Tidur : Tidur + … jam, malam jam : …. WIB.
Seksualitas : ….. x seminggu/sebulan
c.
Terakhir
Istirahat : istirahat siang jam …. WIB
Tidur : bisa/tidak,…. jam
Seksualitas : melakukan/ tidak
Pola Eliminasi
a. Selama
hamil
BAB : BAB ± …. x/hari warna …. konsistensi ….
BAK : BAK ± … x/hari warna ….. nyeri/tidak
b. Selama
inpartu
BAB : BAB ± …. x/hari warna …. konsistensi ….
BAK : BAK ± … x/hari warna ….. nyeri/tidak
c. Terakhir
BAB : bisa/tidak warna….. konsistensi…..
BAK : bisa/ tidak, ….. x warna ……
konsistensi ……
d. Perilaku
Kesehatan
·
Minum alcohol/ obat – obatan :tidak/ya
·
Jamu yang sering diguanakan :tidak / ya, apa
·
Merokok, makanan sirih, kopi :apa
·
Ganti pakaian dalam : berapa kali sehari, Minimal 2x sehari
e. Kepercayaan
yang berhubungan dengan Nifas
Selama
nifas pasien ada/ tidak pantangan
terhadap makanan tertentu. Diadakan/ tidak acara selamatan dengan harapan ibu
dan bayi sehat.
f. Keadaan
Psikologi
·
Ibu gelisah dan
cemas karena darah yang terus menerus mengalir dari jalan lahir.
·
Hubungan pasien
dengan suami dan keluarga baik.
·
Pasien beragama
Islam taat menjalankan sholat 5 waktu dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
dapat melahirkan dengan lancar dan bayi selamat.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
a.
Keadaan Umum :
lemah
b.
Kesadaran :
composmentis
c.
Penampilan :
pucat
d.
Tekanan darah :
110/70 – 120/80 mmHg
e.
Nadi :
80 - 100 x/menit
f.
Suhu :
36,5 – 37,5 0C
g.
Respirasi :
16 – 22 x/menit
2. Pemeriksaan
Fisik
a.
Inspeksi
1.
Kepala : warna
rambut hitam kusam benjolan : tidak ada
Rontok : tidak ketombe : tidak ada
2.
Muka cloasma gravidarum : tidak
3.
Mata :
Kelopak mata : normal (ka/ki)
Konjungtiva : kemerahan (ka/ki)
Slera : putih (ka/ki)
4.
Hidung : simetris
ya (ka/ki), secret tidak ada (ka/ki), polip tidak ada (ka/ki)
5.
Mulut dan gigi :
Lidah : bersih
Gusi :
tidak epulis
Gigi :
tidak karies
6.
Telinga :
simetris ya (ka/ki), serumen tidak ada (ka/ki)
7.
Leher :
nomal, tidak ada pembengkakan vena jugularis
8.
Axilla :
pembengkakan kelenjar limfe :
tidak ada
9.
Dada :
Payudara Pembesaran :
ya (ka/ki)
Simetris : ya (ka/ki)
Papilla
mamae : menonjol (ka/ki)
Pengeluaran : ya (ka/ki)
Benjolan/tumor : tidak (ka/ki)
Strie
: ya (ka/ki)
Kebersihan
: ya (ka/ki)
10. Abdomen:
·
TFU dan Kontraksi :TFU setinggi pusat kontraksi lemah
·
Bekas luka operasi : tidak ada
·
Kandung kemih :
kosong
11. Punggung
:
·
Posisi tulang belakang : normal, tidak ada
kelainan
12. Ekstremitas :
Atas Bawah
Simetris : ya (ka/ki) Simetris
: ya (ka/ki)
Oedema : tidak (ka/ki) Oedema
: tidak (ka/ki)
Varises : tidak (ka/ki) Varises :
tidak (ka/ki)
13. Anogenital
:
·
Keadaan perineum
: utuh
·
Luka jahitan episiotomi : terbuka
·
Lochea :
tidak berbau
·
Anus :
tidak ada laserasi
b.
Perkusi
·
Reflek patella :
positif ka/ki
c.
Auskultasi
·
Dada :
tidak ada ronki/ wessing
·
Perut : kembung/
tidak, bising usus Å
Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium:
Hb:……gr%
Kesimpulan :
Ibu Post partum
dengan Atonia Uteri.
II.
DIAGNOSA DAN
MASALAH
Dx : Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.
Ds : - Ibu mengatakan ini persalinannya yang ke
- Ibu mengatakan tubuhnya lemah sebelum
melahirkan dan merasa
keluar darah terus menerus dari
kemaluannya.
Do : Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi :
80 - 100 x/menit
Suhu :
36,5 – 37,5 0C
Respirasi :
16 – 22 x/menit
TFU : setinggi pusat
Kontraksi uterus : lemah setelah dilakukan
masage selaman 15 detik.
Robekan perineum :
Derajat II.
Placenta lengkap.
III.
IDENTIFIKASI
POTENSIAL MASALAH DIAGNOSA
Potensial terjadi hypovelemik
shock
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
Rehidrasi per IV ® pasang infus
-
Rehidrasi peroral
-
Pemberian oxytocin ulang.
V.
INTERVENSI
Diagnosa
|
:
|
Ibu Post partum dengan Atonia Uteri.
|
Tujuan
|
:
|
- Setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 1 x 30 menit
perdarahan berhenti.
|
|
|
- Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24
jam ibu dalam keadaan normal
|
Kriteria
hasil
-
K/U : baik
- TTV
Tekanan
darah : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 80 - 100
x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Respirasi : 16 - 24x/menit
-
Perdarahan < 500 cc, tidak terjadi lagi.
-
TFU dalam batas normal.
-
Kontraksi uterus baik.
-
Wajah tidak pucat.
-
Conjungtiva merah muda
Intervensi
:
1.
|
Lakukan
pemijatan fundus uteri segera setelah lahirnya placenta (maksimal 15 detik).
|
||
|
R/
|
:
|
Pemijatan
merangsang kontraksi uteri dan dapat melakukan
penilaian kontraksi uteri. |
2.
|
Bersihkan
bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks
|
||
|
R/
|
:
|
Dapat
menghalangi kontraksi uterus secara baik.
|
3.
|
Pastikan bahwa
kandungan kemih kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, lakukan keterisasi
menggunakan teknik aseptik
|
||
|
R/
|
:
|
Memberikan
tekanan langsung pada pembuluh terbuka di dinding dalam uterus dan merangsang
mionietrium untuk berkontraksi. Jika tidak berhasil setelah 5 ment,
diperlukan tindakan lain.
|
4.
|
Lakukan
kompresi bimanual internal selama 5 menit.
|
||
|
R/
|
:
|
Dapat
merangsang uterus berkontraksi secara baik.
|
5.
|
Anjurkan
keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual eksternal
|
||
|
R/
|
:
|
Keluarga dapat
meneruskan proses kompresi bimanual secara eksternal selama anda melakukan
langkah-langkah selanjutnya.
|
6.
|
Keluarkan
tangan perlahan-lahan
|
||
|
R/
|
:
|
Untuk
kenyamanan pasien agar tidak sakit
|
7.
|
Berikan
ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan jika hipertensi)
|
||
|
R/
|
:
|
Ergometrin
akan bekerja dalam 5 – 7 menit dan menyebabkan kontraksi uterus
|
8.
|
4.
Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau
18 dan berikan 500 ml + 20 unit. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin.
|
||
|
R/
|
:
|
Dapat
membantau memulihkan volume cairan yang hilang selama perdarahan. Oksitosin
IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus.
|
9.
|
Ulang kompresi
bimanual internal
|
||
|
R/
|
:
|
KBI yang
dilakukan ditambah dengan ergometrin dan oksitosin akan membantu uterus
berkontraksi.
|
10.
|
Rujuk segera
jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit
|
||
|
R/
|
:
|
Berarti bukan
atonia yang sederhana, ibu membutuhkan perawatan gawat darurat dengan
fasilitas yang lebih tinggi dengan memberikan transfusi darah.
|
11.
|
Dampingi ibu
ke tempat rujukan, teruskan melakukan KBI
|
||
|
R/
|
:
|
Kompresi
uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka dinding uterus
dan merangsang miometrium untuk berkontraksi.
|
12.
|
Lanjutkan
infus RL + 20 unit oksitosin, dalam 500 ml larutan dengan tetesan 500 ml /
jam hingga ditempat rujukan menghabiskan ± 1,5 liter infus.
Kemudian berikan 125 ml / jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan
500 ml kedua dengan perlahan dan berikan minum untuk rehidrasi.
|
||
|
R/
|
:
|
RL akan
membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama perdarahan. Oksitosin secara IV akan dengan cepat merangsang
kontraksi uterus.
|
13.
|
Observasi TFU,
kontraksi dan kandung kemih
|
||
|
R/
|
:
|
Penurunan
fundus uteri yang sesuai, kontraksi yang bagus, kandung kemih yang kosong
memperlancar involusi.
|
14.
|
Observasi TTV
|
||
|
R/
|
:
|
Deteksi dini
adanya kelainan.
|
15.
|
Observasi jumlah
perdarahan
|
||
|
R/
|
:
|
Deteksi dini
adanya perdarahan post partum.
|
16.
|
Lakukan
message pada uterus searah jarum jam
|
||
|
R/
|
:
|
Memperkuat
kontraksi uterus
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal :……………… Jam :…………. WIB
Sesuai dengan intervensi, namun dalam keadaan tertentu tindakan yang
dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayinya. Situasi ruangan dan
sarana yang ada di mana ibu dan bayi dirawat.
VII.
EVALUASI
Tanggal :…………… Jam : ……..WIB.
Mengacu pada kriteria hasil
S : Data yang didapat dari pertanyaan klien secara langsung
O : Data yang didapat dari hasil observasi dan pemeriksaan
A : Interprestasi data antara S dan O
P : Rencana yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
- Manjoer, Arif dkk.2002. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aeusculapius
- Pranoto. 2008. Ilmu
Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
- Saifudin. 2008. Buku
Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan
Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
- Sumarah dkk. 2009. Perawatan
Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta :
Fitramaya
- Wiknjosastro, Prof. Dr. dr. Gulardi Hanifa,SpOG,dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi
Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR